5 Kebudayaan Penjajah Yang Masih Dilestarikan Bangsa Indonesia Hingga Sekarang
Pendidikan
Sadar atau tidak sadar, ternyata Belanda juga ikut mewariskan kebudayaan penjajah dalam sistem pendidikan Indonesia. Jika kita memperhatikan, mengapa dalam setiap sekolah peserta didik duduk dalam formasi berbanjar menghadap ke depan dan seorang guru berdiri di depan kelas, maka itu adalah sistem yang diwariskan oleh Belanda. Sistem seperti ini serupa dengan struktur kelas di era skolastik Eropa.
![Sekolah Belanda [Image Source]](https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2016/10/Sekolah-Belanda.jpg)
Kesenian
Menurut Victor Ganap, musik keroncong pada awalnya berasal dari wilayah Portugis di abad ke-16 dengan nama Fado. Menurut sejarahnya, musik ini dibawa oleh budak negro dari Cape Verde, Afrika Barat ke Portugis pada abad ke-15. Kemudian, Fado lambat laun berkembang dengan iringan tarian yang dinamakan Moresco. Pada perkembangan selanjutnya, tarian Moresco turut diiringi lagi dengan irama gitar kecil yang dinamakan Cavaquinho.
![Musik keroncong [Image Source]](https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2016/10/Musik-keroncong.jpg)
Struktur Masyarakat
Awalnya struktur pemerintahan terkecil di Indonesia adalah desa atau dukuh. Hal ini berubah ketika Jepang datang menjajah Indonesia. Sebagai upaya untuk mengawasi masyarakat jajahannya di Indonesia, Jepang membagi lagi struktur desa dengan satuan yang lebih kecil dengan nama Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Di Jepang sendiri, sistem ini sudah dijalankan lebih dahulu dengan nama Tonarigumi.
![Satuan RT dan RW masa Jepang [Image Source]](https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2016/10/Satuan-RT-dan-RW-masa-Jepang.jpg)
Bahasa
Pola interaksi langsung yang dilakukan oleh masyarakat Indonesia dengan bangsa penjajah, secara tidak sadar memang mengenalkan bahasa komunikasi baru kepada rakyat Indonesia. Paling tidak, salah satunya adalah berpengaruh bagi kekayaan kosakata Bahasa Indonesia saat ini. Dewasa ini, ada banyak kosakata yang asal mulanya merupakan kata serapan dari bahasa asing, baik itu dari Bahasa Portugis, Bahasa Belanda, Bahasa Inggris dan Bahasa Jepang.
![Interaksi dengan bangsa asing [Image Source]](https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2016/10/Interaksi-dengan-bangsa-asing.jpg)
Nama dan Perkampungan
Jika Anda menemukan nama keluarga seperti da Costa, Dias, de Fretas, Gonsalves, Mendoza, Rodrigues dan da Silva, maka nama-nama keluarga tersebut sebenarnya adalah kebudayaan Bangsa Portugis yang diwarisi Bangsa Indonesia. Nama-nama semacam ini banyak ditemukan di Indonesia bagian timur yang memang dulunya bekas jajahan bangsa Portugis.
![Kebudayaan Portugis di Kampung Tugu [Image Source]](https://cdn2.boombastis.com/wp-content/uploads/2016/10/Kebudayaan-Portugis-di-Kampung-Tugu.jpg)
Nah, itulah 5 kebudayaan penjajah yang dilestarikan Bangsa Indonesia hingga sekarang. Ternyata sikap kita melawan penjajah selama ini tidak mutlak benar-benar sebagai sebuah perlawanan. Karena ada juga sisa-sisa bekas penjajahan bangsa asing yang bermanfaat bagi masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar